Selasa, 31 Mei 2011

KADO

Ya ALLAH.. Ku titipkan sebuah 'KADO' untuk sahabat-sahabatku.. Ini memang bukanlah bingkisan mahal,istimewa atau barang lainnya.. 'KADO' yang tak ada harganya bila diperhitungkan dengan nilai uang.. Tapi 'Kado' sederhana ini hanyalah sebuah 'DOA' Namun b...enar-benar tulus dan...moga menjadi kebaikan buat mereka. ♥ Ya ALLAH..♥ Berilah kebaikan dan yang terbaik dalam hidup mereka.. Berikan kemudahan dalam setiap aktiviti mereka ,keselamatan dan kebahagiaan Perkenankan apa yang mereka citakan.. Tetapkan kesabaran bila menghadapi ujian,kesusahan dan kesempitan.. Kemudahan dalam kesulitan dan jalan keluar untuk setiap permasalahan .. Lindungilah mereka,jauhkan dari hal-hal buruk dan bimbinglah mereka selalu .. Agar sentiasa berada di jalan yang lurus dan tetapkankan dalam kebenaran.. Ridhoilah mereka,berkahilah setiap langkah mereka dan jauhkan dari bermaksiat kepada-Mu.. Ampunilah dosa-dosa mereka dan lindungi dari lupa bersyukur kepada-Mu.. ♥ Ya RABB..♥ Tiada TUHAN selain ENGKAU yang maha mengetahui hajat hamba-hamba-Mu.. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.. Kabulkanlah doa ini dan berikan yang sama bagiku juga yang mendoakan mereka.. Aamiin ya Robbal'Alamin.. Semoga ALLAH meridhoi putik-putik Ukhuwah yang ditaburi dalam perjalanan ini...dan semoga ALLAH mengikat hati-hati kita hingga ke Jannah-Nya.. Aamiin Allahumma Aamiin..
Posted by Picasa
YA ,,, ATAS NAMA CINTA ...

Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta

Kau tau saudariku…??
Jika seseorang jatuh cinta….maka cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua mata…hati dan pikirannya….
Membuat seseorang lupa akan prinsipnya….
Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah ikhwan-akhwat…
Membuat seseorang lupa akan apa yang benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan…
Membuat seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan akhwat…
Membuat seseorang menyerahkan apapun…supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap apa yang ia lakukan…

Membuat orang tersebutlupa…bahwa….cinta mereka belum tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudariku….ukhty fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang telah engkau tutup rapat sebelumnya…

Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin...

Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau….
Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya…
Pasang semak berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….
Buat jarak yang demikian lebar padanya….

jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu...

Biarlah air mata mengalir untuk saat ini…
Karena kelak yang akan kalian temui adalah kebahagiaan…
biarlah sakit ini untuk sementara waktu...
biarlah luka ini mengering dengan berjalannya kehidupan...

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang menderita…
Kalian sendiri…

Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham...
bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta...
jika dia jauh..kita merasa sakit karena rindu...
jika ia dekat...kita merasa sakit...karena takut kehilangan....

padahal...ia belum halal untukmu...dan mungkin tidak akan pernah menjadi yang halal...

karena itu...jauhilah ia...
jangan kau biarkan dia menanamkan benih-benih cinta di hatimu....dan kemudian mengusik hatimu...
jangan kau biarkan dia mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta...

maka...bayangkanlah keadaan ini...tentang suamimu kelak...

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah . bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka. (Shahih Muslim No.5016)

sahabatku...
sukakah engkau..??
apabila saat ini ternyata suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan engkau..???

sukakah engkau..??
bila ternyata suamimu (kelak) saat ini tengah mengobrol akrab...tertawa riang...becanda...
saling menatap...
saling menggoda...
saling mencubit...
saling memandang dengan sangat...
saling menyentuh...???
dan bahkan lebih dari itu...??

sukakah engkau saudariku...??

sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak) sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau...??
sukakah engkau...??
bila saat ini suamimu (kelak) tengah berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya...??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana...apa saja yang akan ia lakukan bersama gadis itu...??

tidak cemburukah engkau temanku..??
bila saat ini suamimu (kelak) sedang makan bareng bersama gadis lain...atau bahkan segerombolan gadis lain..?
suamimu (kelak) saat ini sedang digoda oleh gadis-gadis..
suamimu (kelak) sedang ditelepon dengan mesra...
suamimu (kelak) saat ini sedang dicurhatin gadis-gadis... yang berkata..."aku tak bisa jika sehari tak mengobrol dengamu..."

tidak cemburukah...?? tidak cemburukah...?? tidak cemburukaaaaahhhhhhhh......???

tidak terasa bagaimanakah..
jika suamimu (kelak) saat ini tengah beradu pandangan...
bercengkrama..
bercerita tentang masa depannya...
dengan gadis lain yang bukan engkau...???

sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa tidur karena memikirkan gadis tersebut...??
menangis untuk gadis tersebut...??
dan berkata dengan hati hancur..."aku sangat mencintamu...aku sangat mencintaimu...???"
tidak patah hatikah engkau...???
sukakakah engkau bila suamimu (kelak ) berkata pada gadis lain.."tidak ada orang yang lebih aku cintai selain engkau...??"
menyebut gadis tersebut dalam doanya...
memohon pada Allah supaya gadis tersebut menjadi istrinya...

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya...dan bukan gadis tersebut...???

jika engkau tidak suka akan hal itu...
jika engkau merasa cemburu....
maka demikian halnya dengan suamimu (kelak)...

dan...Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu....
Allah lebih cemburu...saudariku...
melihat engkau sendirian...namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-laki yang telah mengusik hatimu tersebut....

saudariku....kalian percaya takdir bukan..?

saudariku....kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup bersama...
maka...
sejauh apapun mereka...
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi...
sebesar apapun beda diantara mereka...
sekuat apapun usaha dua orang tersebut untuk menghindarkannya...

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya...
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya...
meski mereka tidak pernah saling bertegur sapa...

PASTI tetap saja mereka akan bersatu....
seakan ada magnet yang menarik mereka...
akan ada hal yang datang...untuk menyatukan mereka berdua....
akan ada suatu kejadian...yang membuat mereka saling mendekat...dan akhirnya bersatu...

Dari Usamah bin Zaid, Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain daripada godaan wanita.”

namun...
apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh...
maka...
sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat...
sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya...
sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua...
sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya...
sedekat apapun...

PASTI...akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling menjauh...
ada hal yang membuat mereka saling merasa tidak cocok...
ada hal yang membuat mereka saling menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik....
ada kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu...

bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal pernikahan...

namun...yang perlu dicatat disini adalah...
yakinlah...bahwa yang diberikan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang digariskan oleh Allah...
yakinlah...bahwa yang telah ditulis oleh Allah dalam KitabNya..
adalah...yang terbaik untuk kita....
adalah....yang paling sesuai untuk kita...
adalah...yang paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah...yang paling mengerti kita...lebih dari kita sendiri...
Dialah...yang paling menyayangi kita...
Dialah...yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita...
sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya...dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita...

dan....yang perlu kita catat juga adalah...
JIKA KITA TIDAK MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN...ITU BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA....NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA...KITA PANTAS...KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI HAL TERSEBUT...
KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK...SAUDARIKU....
LEBIH BAIK....
meskipun saat ini...mata manusia kita tidak memahaminya...
meskipun saat itu...perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata...
meskipun saat itu...otak kita melihatnya sebagai sesuatu yang buruk....

Tidak...jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah diberikan sesuatu yang buruk....bahwa engkau tidak pantas....
karena kelak...engkau akan menyadarinya...
engkau akan menyadarinya perlahan...bahwa apa yang telah hilang darimu....bahwa apa yang tidak engkau dapatkan....bukanlah yang terbaik untukmu...bukanlah yang pantas untukmu...bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu....

Dari Abu Huroiroh dari Rosululloh bersabda : "Berwasiatlah kalian yang baik kepada kaum wanita, karena mereka tercipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, maka kalau engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya, namun jika engkau membiarkannya maka dia akan selamanya bengkok, oleh karena itu berwasiatlah yang baik kepada wanita.” (HR. Bukhori 5168, Muslim : 1468)

karena itu...saudariku...
jangan mubazirkan perasaanmu...air matamu...
jangan kau umbar semua perasaan cintamu ketika engkau tengah menjalin proses taarufan...
jangan kau umbar semua kekuranganmu...jangan kau ceritakan semuanya...
jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya...jika engkau mencintainya...
karena belum tentu dia adalah jodohmu...
pun jangan takut bila ternyata kalian tidak merasa cocok...
karena Allah telah menetapkan yang terbaik untuk kalian...

maka...memohonlah padaNya...
mintalah padanya diberikan petunjuk...dan dijauhkan dari segala godaan yang ada...
karena...cinta sebelum pernikahan...pada hakekatnya adalah sebuah cobaan yang berat...

apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???

kemudian saudariku….
apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-laki…???
Apakah kalian merasa khawatir…???
Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang melamar…banyak yang menginginkannya…??
Pernahkan terlintas rasa iri tersebut pada kalian…???
Atau sekedar ungkapan…”hmm…enak ya..kamu…punya banyak temen laki-laki….”
“hmm..kamu sih enak…banyak yang mau…tinggal milih…?”
Saudariku…ketahuilah….
Kelak…kita hanya akan memiliki satu orang suami…
Hanya satu saudariku…atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami bukan,,,,???
Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang menyukai kita..
Seberapa banyak teman laki-laki kita…
Seberapa banyak kenalan kita….
Pada akhirnya kita hanya akan menikah dengan satu orang laki-laki…
Pada akhirnya kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…

Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-laki

sama sekali tidak...
karena jika wanita yang terjaga maka Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya...
karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak didamba oleh seorang ikhwan sejati...
jadi...jagalah dirimu...hatimu...kehormatanmu...sebelum
saatnya tiba...

perbanyak bekalmu...dan doamu...
yakinlah...bahwa Allah yang akan memilihkan yang terbaik untukmu...

^_^ Aamiinnn ^_^

USIA CINTA

Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala yang telah menciptakan rasa cinta di hati hamba-hambaNya. Cinta dengan karakteristiknya yang khas, akan mampu menciptakan segala rasa pada diri seorang anak manusia: rasa yang indah, semangat, kemauan, berkorban, saling mengerti …

Dan… saat Allah jadikan pernikahan sebagai saluran cinta yang halal, maka keindahan itu menjadi semakin sempurna, bahkan bernilai ibadah di sisiNya…

Khusus cinta dua insan yang terjalin dalam bahtera rumah tangga, maka perlu diupayakan untuk menjadikan cinta itu semakin berkualitas dan dewasa, bahkan mampu mengantarkan pada keridhaan Allah dan surgaNya…

Cinta Kurang Dewasa
------------------------->>

Cinta ini hanya bertolok ukur pada tatanan fisik semata, dan berhenti di sana… Dibangun di atas egoisme pribadi, dan menjadikan dunia dan kenikmatannya sebagai tujuan akhirnya…

Cinta semacam ini sangat rapuh, keindahannya hanya bersifat semu dan sesaat… Tak banyak manfaat yang dirasakan oleh manusia dari rumah tangga dengan warna cinta seperti ini…

Cinta Dewasa
---------------------->>

It’s the amazing of love… Cinta yang lahir dari ilmu dan iman yang kokoh. Terpancar dari hati sanubari, dan bahkan mampu ‘mendaki’ ke langit tuk menjadikan Allah Ta’ala sebagai muaranya yang tertinggi… menjadikan ridhaNya sebagai tolok ukur dalam mencintai seluruh manusia, termasuk pasangan hidupnya… Dengan semangat ibadah dan kerinduan meraih surgaNya, cinta itu akan mengalir ke dunia…

Cinta inilah yang kan melahirkan ketenangan hidup sejati, menjadi pembangkit energi tuk melahirkan karya-karya keumatan yang luar biasa, serta prestasi hidup yang kan terukir indah dengan tinta sejarah…

Cinta ini kan melahirkan kesabaran tanpa batas dan ketawakalan yang paripurna, hingga segala pahit getir ujian kehidupan, tak menggetarkan pijakan kakinya di dunia ini.. Seberat apapun pengorbanan dantuntutan perjuangan, kan ikhlas dijalaninya…

Kedewasaan Cinta
---------------------->>>

^_^ Allah-lah Tujuannya

Saat Dia menjadi dasar dan tujuan cintanya, maka segala hal dalam rumah tangga kan dikendalikan atas dasar ini. Hubungannya dengan anggota keluarga senantiasa berpijak pada rambu-rambu syariat, selalu mengindahkan aturanNya…


^_^ Kan Kuterima Dia Apa Adanya

Saat akad nikah telah berlangsung, sambutlah pasangan hidupmu dengan segenap kesiapan dan teimalah dia apa adanya. Penerimaan tulus akan segala kekurangannya akan melahirkan perasaan saling menghargai…

Jiwa yang kurang bijak akan selalu mengungkit kekurangan pasangannya, padahal… tiada yang sempurna di dunia ini…


^_^ Bersamaku Kau Semakin Maju

Alangkah indahnya, jika berlalunya tahun-tahun pernikahan kan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas diri kita dan pasangan hidup kita. Romantisme yang ada, bukanlah semu belaka, keceriaan yang tercipta, bukanlah sesuatu yang sia-sia..

Semua agenda kehidupannya selalu memperhatikan kemajuan pasangan hidupnya…

Berbahagialah mereka yang setelah sekian tahun menikah telah merasakan sekian banyak kemajuaan, untuk kehidupan dunia dan akhirat..

Bersedihlah mereka yang tahun-tahun kehidupan pernikahannya justru berbuah kemunduran dari berbagai sisi kehidupan…


^_^ Memberi Bukan Meminta

Kebanyakan yang mendorong manusia untuk menikahi seseorang disebabkan karena ingin mendapatkan sesuatu dari pasangannya, entah itu ketampanan, kecantikan, kekayaan, kecerdasan dan keluasan ilmunya, walau ini semua tidaklah dilarang…

Semakin besar harapan yang dipancang pada awal pernikahan, akan makin besar pula potensi kecewa yang akan didapat….

Ubahlah paradigma cinta dari meminta menjadi memberi… “Aku berumahtangga dengannya, agar aku bisa membuatnya lebih baik, agar aku bisa membantunya untuk lebih taat, lebih sukses… “


^_^ Dia Adalah Milik Allah

Suami isteri memang saling memiliki, namun harus disadari dengan beanr, bahwa pasangan hidup kita adalah milik Allah… Dia mempunyai tugas-tugas keumatan, waktunya tidak hanya untuk kita. Relakan waktu, tenaga, fikiran, harta dan jiwanya jika ummat memerlukan keberadaannya di tengah mereka..

Dan… kelakpun… dia kan kembali untuk menghadapNya…


^_^ Pengorbanan dan Kesabaran

Kedewasaan cinta berbuah pada kesabaran dan ketawakkalan yang paripurna. Tiada satupun musibah dan ujian dalam rumah tangga yang kan mampu meruntuhkan iman dan jati dirinya. Hanya keyakinan padaNya, bahwa Dia Maha Sempurna ilmuNya dan Maha Adil KetetapanNya..

Bahkan dia mampu menikmati badai ujian dalam musibah karena berharap pahala dari kesabarannya..

Tidaklah ujian itu datang, dan dia bersabar, kecuali Allah akan angkat derajatnya dan mengampuni dosa-dosanya, kelak… dia kan menghadap Allah dalam keadaan dicintaiNya…


^_^ Karya, Prestasi dan Sinergi

Dunia adalah ladang tuk mengumpulkan bekal akhirat, rumah tangga juga harus dapat menjadi ladang kebaikan dan pahala… Jadilah tim hidup yang kompak dan solid tuk meretas kehidupan bersama di dunia, abaikan dominasi ego tuk mewujudkan karya bersama.. dunia akhirat…


^_^ Di Surga Kita Kan Bertemu…

Mencintai pasangan hidup dengan tulus, menyemangatinya dalam kebaikan, menjaganya dari keburukan… agar cinta itu tak kan berakhir… saat jasad ditimbun tanah… karena, …

cinta itu kan terus berlanjut, hingga di surga kita kan bertemu…

^_^ Semoga Bermanfaat ^_^

SIJI CERITA

Assalamu'alaikum Warahatmullah wabaraktuh


Gan ane mau share nih gan, tentang perempuan yang mengganggap ane sebagai orang yang paling berarti dalam hidupnya. Kalau ga tertarik jangan di bata yah gan..


Jadi gini gan, ane udah pacaran sama dia lebih dari 1 tahun, nah dimasa-masa pacaran itu ane selalu bimbang, soalnya kan dalam agama ane (Islam) pacaran itu dilarang, kecuali buat yang udah nikah gan


.Ane juga ga munafik gan, walaupun belum menikah, tapi ane tetap butuh perhatian dari seorang perempuan yang menyayangi ane.


Nah disinilah letak permasalahannya gan, ane mau pacaran, tapi di batin ane juga takut akan siksa Allah gan. Udah beberapa kali ane mutusin dia gan, tanpa menyebutkan alasan yang jelas, dan dia terus aja minta hubungan ini diteruskan, kalau bisa ke jenjang yang lebih serius.


Lalu dimulailah sebuah percakapan,


Dia: Kenapa sih minta putus terus ?

Ane: .....(diam)

Dia: Kamu jujur aja ya, apa ada perempuan lain yang kamu suka?

Ane: Sumpah, ga ada ko

Dia: Trus kenapa? apa aku kurang cantik??

Ane: Jangan bercanda, kalau pakai jilbab kamu pasti lebih cantik...

Dia: ......

Ane: Aku cuma sedang ga mau pacaran, mau nunggu kuliahku selesai dulu, itu aja sih.

Dia: Emang pacaran kita ganggu kuliah kamu ?

Ane: Ngga sih, tapi secara ngga langsung sangat mengganggu jiwaku...

Dia: Maksudnya?

Ane: Percuma tiap hari aku shalat, namun tiap minggunya dikotori dengan pacaran...

Dia: Aku juga sebenarnya ga mau, tapi aku memang butuh kamu, aku udah cinta mati sama kamu sejak SMP...

Ane: masa sih ???


Dia: iya beneran ko

Ane: Menurut kamu, lebih baik cinta mati, atau cinta abadi?

Dia: Cinta mati...

Ane: Aku sih lebih baik cinta yang abadi, soalnya aku juga mau ketemu lagi sama orang yang aku sayangi di akhirat nanti...

Dia: .......

Ane: Masih lebih baik kepala ini ditusuk dengan jarum besi, dari pada menyentuh wanita yang tidak halal bagiku (Hadist shahih ni gan)

Dia: jadi gitu ya......

Ane: Yups.

Dia: Kamu mau ga, walaupun kita ga pacaran tapi kamu tetep setia sama aku, dan saling menjaga kepercayaan masing2, sampai ke jenjang pernikahan nanti..

Ane: Saat ini fikiranku belum cukup dewasa untuk menentukan wanita yang akan kunikahi nanti...


Lalu ane pulang, dan selama 2 hari ane ga angkat telp dari dia, ga bales PM facebook dia, ane lagi bingung soalnya


Lalu hari jumat kemarin gan, dia minta ane dateng ke rumah dia. Berkali-kali dia nelp dan kirim pesan di fb. Dia akhirnya bilang, "ini untuk yang terakhir kalinya deh, terserah kamu mau mengenal aku lagi atau tidak setelah pertemuan ini...."


Ya udah ane ke rumah dia tuh gan, sore2, kebetulan jarak rumah ane ke rumah dia tuh deket, cuma sekitar 1,2km. Dan hal yang bikin ane kaget...dia pakai jilbab gan !!.


Subhanallah, cantik banget dia pas pake jilbab, ane sama sekali ga nyangka. Dipakainya juga rapi, dan cocok sama dress yang ia pakai...


Ane diam seribu bahasa gan, ga bisa komentar apa2...Alhamdulillah Ane bersyukur banget sama Allah gan, semoga dia memakaiya terus menerus gan. Ane hanya bisa bilang ke dia "tambah cantik aja neng"...hehe..


Endingnya, ane sama dia udah ga pacaran lagi, hanya ga putus komunikasi, dan masing2 saling jaga kepercayaan aja...
________________________________________
____

Doakan ya mudah-mudahan mereka tetap istiqomah di jalan Allah.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3483187

ehhehee ^_^ Ambil baik nya

BUKAN

> Cewek bukan sebuah “PLASTIK”
yang dipake trus dibuang.

Cewek bukan “EXTAZI”
yg harus dinikmati.

Cewek jg bukan “NET”
yg hrus dimainkan.

Cewek jg bukan “PERMEN KARET”
habis manis langsung dibuang.

Cewek itu adalah “PELAJARAN” yang harus selalu kita ingat dan kita pikirkan

> cowok bkn seorang “ROBOT”
yg harus mengikuti semua kemauan mu

.cowok bukan “TERDAKWA”
yg terus”an disalahkan

.cowok jg bukan “INVESTASI JANGkA PANJANG”
Yg bisa dipilih” yg mana paling menguntungkan

.cowok jg bukan “BANK”
yg uda bangkrut langsung ditinggalkan

cowok itu adalah “MANUSIA” yg jg punya hati dan perlu kasih sayang,kelembutan,dan jg pengertian.

^_^

"Cinta Tanpa Batas",




itulah tema yang diusung Kick Andy suatu episode. Dalam acara itu diundang perempuan-perempuan hebat yang bersuamikan mereka, orang-orang dengan ketidaksempurnaan fisik.


Ada Lela, seorang wanita cantik dengan segala kesempurnaan fisiknya, yang menikah dengan Priagung, seorang penderita tuna rungu. Priagung menderita tuna rungu sejak lahir, dan itu menyebabkan dia tidak dapat berkomunikasi selancar orang kebanyakan. Tidak ada keraguan bagi Lela untuk menerima lamaran Priagung meski dia tahu kondisi Priagung yang berbeda dengan orang lain. Mereka tidak pacaran. Hanya berinteraksi sekali waktu, saat Lela berkunjung ke rumah saudaranya.


“Saya ingin punya suami yang tidak nakal,” begitu kata Lela sambil tersenyum. Mereka hidup bahagia dan sudah dikaruniai seorang putra.


Ada kisah antara Jajang dan Maryati. Jajang, terpaksa harus hidup di atas kursi roda setelah kakinya mengalami kelumpuhan akibat peristiwa tabrak lari yang menimpanya. Jajang bekerja sebagai pegawai di RS Fatmawati. Dia bertemu dengan Maryati, seorang suster yang juga bekerja di tempat yang sama. Alkisah, mereka memutuskan untuk menikah, setelah sebelumnya Maryati sempat dihinggapi keragu-raguan mengenai pasangannya. Tapi setelah melaksanakan sholat istikharoh, dia pun akhirnya mantap bahwa Jajang adalah jodoh yang dipilihkan untuknya.


Mereka pun menikah, meski sempat tidak direstui oleh orang tua Maryati. Dan mereka membuktikan bahwa cinta memang tidak memandang fisik. Pernikahan mereka kini telah berusia 23 tahun, dan telah dikaruniai seorang putrid yang kini beranjak dewasa.


Lalu yang ketiga, ada kisah dari seorang tuna netra bernama Muhammad Fitra Salahudin dan seorang wanita cantik bernama Saidah Fauzi.


Fitra, adalah seorang pemuda yang sedang berusaha menghilangkan kebiasaan buruknya minum-minuman keras, ketika suatu waktu ia menghadiri pesta yang diadakan oleh boss dari pacarnya. Dalam pesta yang menyediakan minuman berlkohol itu, dia kembali menenggak minuman setan itu dan pulang dalam kondisi mabuk berat. Dia menyetir mobil sambil tidur dan tiba-tiba terbangun dalam kegelapan. Wajahnya perih karena tertusuk pecahan-pecahan kaca, bola matanya sebelah keluar, dan sebelah lagi pecah. Tapi nyawanya tertolong dan dia harus menjalani dua kali operasi dengan 150 jahitan. Setelah kejadian itu, dia ditinggalkan oleh pacarnya yang tidak bersedia menerima kondisi fisiknya.


Fitra yang sudah tuna netra ingin mencari istri. Saya ingin istri yang Islami, katanya. Dan dikenalkanlah dia dengan Saidah. Saidah sendirilah yang menawarkan diri kepada keluarganya ketika ada tawaran yang datang.


Pada akhirnya, dua orang itu pun dipertemukan untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka berbicara selama dua jam. Dan di akhir percakapan yang hanya dua jam itu, Saidah bersedia menikah dengan Fitra. Ya, dalam waktu hanya dua jam dia bersedia dinikahi oleh seorang yang-dalam kacamata manusia-tidak sempurna.


Saidah yakin, bahwa keinginan Fitra untuk menikahinya berasal dari hati. Fitra tidak bisa melihat, darimana lagi kalau bukan dari hati keinginan itu ada?


“ Saya selalu minta untuk diberi suami yang tidak hanya melihat saya secara fisik. Dan Allah ternyata benar-benar memberi saya suami yang tidak bisa melihat. Dia mengabulkan permohonan saya..” Subhanallah….


Cinta memang tanpa batas. Cinta tidak memandang seseorang itu cantik atau tidak, tampan atau tidak, kaya atau tidak, dan lain sebagainya. Cinta hadir karena Allah telah menganugerahkan perasaan itu bersemayam di dalam hati., tidak peduli seberapa buruk fisik seseorang. Cinta itu menerima setiap kekurangan dan kelebihan. Cinta itu indah di hati, meski tidak indah di mata…..begitu kan?


cinta adalah sarana untuk memahami dua jiwa..
ia bukan kata yang datang dari bibir dan lidah
yang membawa hati bersama-sama..
tidak ada yang lebih besar dan suci daripada apa yang diucapkan mulut..
dia memancarkan jiwa kita,.
bisikkan untuk hati kita..
dan membawa keduanya bersama-sama..
(Kahlil Gibran)

^_^ Mencintai tanpa batas,, Mencintai Karena Allah

Uhibbukum fillah :-)

Dengarlah ya Akhi !!



Cinta itu tumbuh karena terbiasa… terbiasa dekat…terbiasa ada…terbiasa bersama…terbiasa berantem..hehe..^_^terbiasa saling menyapa…terbiasa diberi perhatian…terbiasa saling mengobrol…hmm…


Cinta itu teramat bening…saat ini tiada apapun…namun perlahan…tanpa kita sadari…dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita..menguasai kita… awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya…terganggu oleh sms-sms isengnya….terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya…. namun…tanpa kita sadari…saat ia tiada…saat sms tak kunjung tiba…saat telepon tak berdering lama….????akan ada perasaan kehilangan….setiap saat melihat ke HP…menunggu deringnya…setiap saat melongok ke komputer…menunggu onlinenya….. dan itukah…???


itukah saudariku, yang dinamakan dengan…”MENCINTAI KARENA ALLAH…??itukah…????itukah….?????????


Ya akhi…para ikhwan….sungguh hati wanita ini lemah….hati wanita itu mudah terjangkiti virus…. dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta…bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu…menginnginkan adanya kebersamaan…merindukan adanya kasih yang tanpa akhir…sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!! sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu…???sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu…???sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu…??? mulai berharap padamu…??? Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.


Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! ya


Akhi….ikhwan…calon pemimpin kami di masa depan….jika engkau benar-benar serius…mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu…???bersembunyi dibalik HPmu…???bersembunyi dalam kata-katamu…???????? kita sudah lelah dengan semua itu…sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE…yang hanya berani di dunia maya…yang hanya berani di dunia sms… dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok…. jika engkau memang sungguh serius


DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI…!!!JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG…!! DIHADAPAN KAMI…!!!!JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!!! kami wanita ingin pemimpin yang berani….kami wanita yang ingin menjaga diri…kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu…janji gombal….kami wanita yang ingin laki-laki yang halal…..DENGARLAH AKHI…KAMI WANITA YANG BERBEDA…!!!!!!


PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN….DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!! Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat. Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu.

Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak. Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu


Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga…. MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA…” mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf..” maka… wanita akan menjawab.. suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami… akan kami layani kebutuhannya….

akan kami tunggu kehadirannya… akan kami berikan jiwa kami…raga kami…. bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami…meski hanya dalam rangka taaruf…?? suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami…penjaga kami…pelindung kami… bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan…meski hanya sebatas tukaran biodata..?? mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga… ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami…. bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata…”baik saya setuju…taarufan…”

ya akhi….saudaraku…para ikhwan….

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI…!!!!! KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA…!!!!!


Aku merasa tak pantas mengatakan bahwa aku adalah wanita berbeda……… Tetapi aku ingin belajar…. aku juga ingin menjadi salah satu wanita khusus tersebut… Wanita yg diperuntukkan bagi lelaki yang baik…. Lelaki ahli syurga…. Meski seringkali jatuh, aku ingin mencoba untuk bangkit lagi, mencoba lagi…… Meski aku berkali2 gagal, namun aku ingin meraihnya… Aku ingin meraihnya

Senin, 30 Mei 2011

BOLEH CINTA, JANGAN CINTA BUTA


oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 27 Oktober 2010 jam 2:36
Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.
Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Mencintai merupakan pekerjaan orang-orang yang kuat. Pecinta sejati yang dapat merefleksikan dirinya dalam penumbuhan kepribadian. Karena mencintai adalah pekerjaan yang membutuhkan kepribadian yang kuat. Maka pecinta sejati hanya mengenal bagaimana ia bisa terus menumbuhkan kepribadiannya dalam mencintai kekasih yang dicintainya.

Cinta dan kepribadian merupakan dua kata yang sama-sama saling tumbuh dan berkembang. Seorang pecinta sejati tahu bahwa mencintai adalah pekerjaan jiwa dalam mengatur gagasan, emosi dan tindakan. Dia tahu mencintai adalah pekerjaan yang membutuhkan keputusan yang besar. Karena mencintai itu adalah bagaimana kita dapat memberi sesuatu kepada kekasih yang kita cintai.

Hakikat cinta hanya bagaimana kita memberi pada kekasih yang kita cintai. Memberikan dengan penuh ketulusan. Bagaimana kita dapat selalu memperhatikan dirinya dalam penumbuhan dirinya. Memberikan semangat pelayanan dalam penumbuhan kepribadian dirinya. Merawat dengan kebajikan di setiap aktivitas kehidupannya. Dan melindungi dengan keberanian agar kekasih yang kita cintai dapat selalu tenang dan bergantung dalam kebersamaan dengan diri kita.

Sayap cinta yang tak pernah patah. Hanya seorang pecinta sejati yang tak pernah mematahkan sayap cintanya. Karena kasih yang tak sampai tak pernah menyurutkan rasa mencintai dirinya kepada orang yang dikasihi. Kesempatan itu pasti kan datang kembali. Memberikan yang terbaik untuk kita dalam melakukan pekerjaan jiwa yang agung ini. Maka pecinta sejati selamanya hanya berkata, “Apa yang akan kuberikan?”. Tentang ‘siapa’ yang akan kita berikan itu menjadi sekunder. Karena Allah pasti memberikan yang terbaik untuk kita jika kita mencintai karena keagunganNya.

Kupu-kupu itu terus terbang dengan eloknya. Pesona Sasakia charondrayang dipancarkan dari sayap hitam dengan corak ungu itu tidak dapat luput dari pandangan. Ia terus terbang mencari kekasih dirinya yang tak lain adalah kuncup bunga yang mekar menunggu kedatangan dirinya. Kupu-kupu itu pun tahu. Bahwa dia dapat hidup dengan kehendak dan cintaNya. Dia tak pernah mematahkan sayapnya walaupun tak mendapatkan apapun dari kuncup bunga yang ia kunjungi. Karena sayap cinta takkan pernah patah.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Karena paham agama dan mengamalkannya. Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

Berhati-hati mencintai seseorangCinta tidak melulu antara laki dan wanita. Ada cinta lain yang berwarna persaudaraan dan pertemanan. Karena ikatan suku, profesi, sekelompok orang bisa saling mencintai. Begitu pun dalam ikatan persaudaraan Islam. Rasulullah saw. mengatakan, “Tidaklah beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Umumnya, cinta punya rumus: saling kenal, saling paham, saling cinta, dan saling berkorban. Tapi, ada cinta yang datang tiba-tiba. Mungkin karena ada sesuatu yang menarik dari penampilan fisik, cinta langsung berbunga. Atau, karena ada seseorang yang begitu murah hati dan dermawan, cinta bisa langsung tumbuh pesat. Ada utang budi yang berinti cinta. Kalau sudah begitu, pengorbanan menjadi sesuatu yang amat ringan.

Kalau orang yang cepat dicintai itu memang layak dicintai, simpati dan pengorbanan tentu akan berbuah kebaikan. Tapi, bagaimana jika yang tiba-tiba dicintai itu punya maksud tidak baik. Karena kelihaian, atau karena sudah jadi profesi, cinta bisa dimanipulasi menjadi alat efektif melakukan penipuan.

Karena itu, Rasulullah saw. mewanti-wanti dalam mencintai seseorang. Cinta bisa menghilangkan daya kritis dan rasionalitas seseorang. Beliau saw. besabda, “Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Berteman dan bersaudara memang menjadi sebuah kenikmatan tersendiri buat seorang mukmin. Pertemanan seperti itu tidak hanya bermanfaat di dunia, tapi juga di akhirat. Begitulah sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim)

Manajemen cinta akan menumbuhkan sikap adil dalam cinta yang membawa hidup sehat dan seimbang (tawazun) dan bukan menjadi sumber penyakit sebagaimana Ibnul Qayyim sampaikan bahwa cinta bagi ruh sama dengan fungsi makanan bagi tubuh. Jika engkau meninggalkannya tentu akan membahayakan dirimu dan jika engkau terlalu banyak menyantapnya serta tidak seimbang tentu akan membinasakanmu. Kelezatan hidup inilah yang dilukiskan dalam hadits tentang kelezatan iman:“Ada tiga perkara yang siapa pun memilikinya niscaya akan merasakan kelezatan iman; barang siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari lainnya, barang siapa yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan siapa yang benci kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Proses menuju cinta suci yang diberkati Allah tidaklah mudah sehingga memerlukan upaya manajemen diri termasuk pengendalian ego dan penumbuhan rasa empati serta solidaritas sebagai persyaratan iman.Sabda Nabi saw:“Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya (seiman) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” Bahkan cinta sesama mukmin merupakan syarat masuk surga “Tidaklah kalian akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)

Cinta yang dikehendaki Islam adalah cinta sejati dan arif bukan cinta buta yang bodoh. Manajemen cinta mengajarkan agar perasaan cinta kepada seseorang tidak menghalangi kita untuk tetap melakukan segala hal yang semestinya kita kerjakan. Sehingga kita tidak akan melakukan ataupun meninggalkan segala hal demi rasa cinta ataupun mendapatkan cinta dari orang yang kita cintai meskipun hal itu bertentangan dengan kemaslahatan (kebaikan) dirinya, membahayakan orang lain dan menimbulkan kerusakan di muka bumi atau memancing kemarahan Allah. Karena sikap demikian merupakan cinta buta yang bodoh. Sebagai contoh seorang ibu yang begitu memanjakan anaknya karena cintanya yang mendalam sampai melupakan pendidikan dan pengajarannya yang pada gilirannya justru akan menjadi bumerang bagi orang tuanya karena menjadi anak durhaka..

Seorang muslim tidak mengenal cinta monyet, cinta buta, cinta dusta, cinta palsu dan cinta bodoh. Ia hanya mengenal cinta suci mulia yang penuh kearifan dan kesadaran yang melahirkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan meletakkan cinta tersebut di atas segala-galanya sebagai tolok ukur cinta lainnya. Suatu ketika seorang Arab badui menghadap Nabi saw dan menanyakan perihal datangnya kiamat, lalu beliau balik bertanya: “Apa yang telah kau persiapkan?” Ia menjawab: “Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya” Beliau menyahut: “Engkau bersama siapa yang kau cintai” (HR. Bukhari dan Muslim)

Cinta karena Allah dan benci karena Allah akan menjadi filter, kontrol sekaligus tolok ukur dalam mencintai segala hal. Dengan demikian cinta yang tulus karena Allah Dzat Maha Abadi inilah yang akan bertahan abadi sementara cinta yang dilandasi motif lainnya justru yang akan cepat berubah, bersifat temporer dan akan membuahkan penyesalan. (QS. Az-Zukhruf: 43, Al-Furqan: 25)

Wanita Idaman


oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 03 November 2010 jam 0:00
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Kriteria Pertama: Memiliki Agama yang Bagus, Inilah yang harus jadi kriteria pertama sebelum kriteria-kriteria lainnya. Tentu saja wanita idaman memiliki aqidah yang bagus, bukan malah aqidah yang salah jalan. Seorang wanita yang baik agamanya tentu saja tidak suka membaca ramalan-ramalan bintang seperti zodiak dan shio. Karena ini tentu saja menunjukkan rusaknya aqidah wanita tersebut. Membaca ramalan bintang sama halnya dengan mendatangi tukang ramal. Bahkan ini lebih parah dikarenakan tukang ramal sendiri yang datang ke rumahnya dan ia bawa melalui majalah yang memuat berbagai ramalan bintang setiap pekan atau setiap bulannya. Jika cuma sekedar membaca ramalan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya mengenai sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.

Jika sampai membenarkan ramalan tersebut, lebih parah lagi akibatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kufur pada Al Qur’an yang diturunkan pada Muhammad.”

Begitu pula ia paham tentang hukum-hukum Islam yang berkenaan dengan dirinya dan juga untuk mengurus keluarga nantinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya. Beliau bersabda, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”.Sebenarnya makna “taribat yadak”adalah

Inilah kriteria wanita idaman yang patut diperhatikan pertama kali –yaitu baiknya agama- sebelum kriteria lainnya, sebelum kecantikan, martabat dan harta.

Kriteria Kedua: Selalu Menjaga Aurat, Kriteria ini pun harus ada dan jadi pilihan. Namun sayangnya sebagian pria malah menginginkan wanita yang buka-buka aurat dan seksi. Benarlah, laki-laki yang jelek memang menginginkan wanita yang jelek pula.Ingatlah, sangat bahaya jika seorang wanita yang berpakaian namun telanjang dijadikan pilihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian. Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits ini adalah:

1. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.2. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang.

Sedangkan aurat wanita yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.

Allah Ta’ala berfirman,“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59).

Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.

Allah Ta’ala juga berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.

Kriteria Ketiga: Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i

Wanita yang menjadi idaman juga sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.

Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan.

Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.

Allah Ta’ala berfirman,“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Abu ‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”

Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.

Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria.

Kriteria keempat: Betah Tinggal di Rumah

Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Allah Ta’ala berfirman,“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.[9]Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”.

Kriteria Kelima: Memiliki Sifat Malu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.”

Kriteria ini juga semestinya ada pada wanita idaman. Contohnya adalah ketika bergaul dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat. Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis salam.

Allah Ta’ala berfirman,“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya".Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.” (QS. Qashash: 23-24).

Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini, mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya. Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!

Demikianlah kriteria wanita yang semestinya jadi idaman. Namun kriteria ini baru sebagian saja. Akan tetapi, kriteria ini semestinya yang dijadikan prioritas.Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idam-idamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan.Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Pondasi Itu bernama Keluarga


oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 10 November 2010 jam 2:56
Dan Ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar” (Al-Anfal: 28)
Kehidupan keluarga disamping menjadi salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kebesaran Allah, juga merupakan nikmat yang patut disyukuri dan dijadikan sarana meraih kebaikan dan pahala yang besar di sisi Allah. Allah swt berfirman:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Ar-Rum: 21).

Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?”. (Al-Isra’: 72).

Untuk itu, harga mahal keberlangsungan sebuah rumah tangga mutlak dipertaruhkan karena memang dari sebuah institusi yang baik akan lahir alumni generasi yang baik pula. Allah berpesan untuk terlebih dahulu mempertahankan institusi ini:

“Dan bergaullah dengan mereka(istri-istri) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak“. (An-Nisa’: 19)

Menurut Sayyid Quthb ayat ini merupakan sentuhan jiwa yang menenangkan hati dari gejolak amarah dan akan mampu memadamkan api kebencian sehingga mengembalikan kehidupan rumah tangga kepada ketenangan dan kedamaiannya semula seperti yang dicita-citakan oleh Islam. Ayat ini juga secara implisit mengisyaratkan bahwa merupakan hal yang lumrah terjadi suatu saat secara emosional perasaan benci dan sebagainya yang terkadang turut memperkeruh suasana rumah tangga, namun keutuhan sebuah rumah tangga merupakan kata kunci yang tidak bisa ditolerir untuk membangun kehidupan keluarga yang baik.

Mustahil akan lahir anggota keluarga yang baik dari institusi rumah tangga yang rusak dan tidak mampu mempertahankannya.

Dalam bahasa Ibnu Asyur, Keluarga selain bisa menjadi Asbabul Ujur (peluang dan sarana mendapatkan pahala), ia juga bisa menjadi Asbabul A’tsam (peluang dan sarana menerima dosa) jika terjadi pengabaian akan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam kehidupan keluarga. Untuk itu, institusi ini termasuk yang mendapat perhatian besar Al-Qur’an.

Tercatat wanti-wanti Al-Qur’an tentang keberadaan keluarga, yaitu tentang anak dan istri yang bisa menjadi fitnah dalam arti ujian dan cobaan. Allah swt berfirman tentang kenyataan ini yang diawali oleh ayat di atas yang redaksinya mirip dengan surah At-Taghabun: 15 dan surah Al-Munafiqun: 9. Bahkan keberadaan mereka dalam keluarga bisa menjadi musuh yang menghalangi seseorang dari mentaati perintah Allah swt:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya di antara Isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (At-Taghabun: 14)

Tentu agar keberadaan keluarga tersebut menjadi pundi kebaikan dan pahala dari Allah, maka ‘tarbiyah’ dalam arti yang luas merupakan pondasi dasar yang harus senantiasa ditingkatkan dan dipertahankan dalam keadaan bagaimanapun. Begitulah urgensi pesan Ya’qub terhadap keadaan keberagamaan keluarganya pasca ketiadaannya nanti:

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia Berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya“. (Al-Baqarah: 133).

Justru kegundahan dan perhatian Ya’qub terhadap anak keturunannya adalah bagaimana sikap keberagamaan mereka pasca kewafatannya kelak. Kekhawatiran beliau tidak tentang kehidupan ekonomi mereka dan lain sebagainya -meskipun ini juga merupakan bagian dari isyarat pesan Allah dalam firman-Nya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak keturunan yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar“. (An-Nisa’: 9) Namun tentang suatu yang sangat vital dalam kehidupan manusia, yaitu tentang sikap dan pengamalan mereka akan ‘Ubudiyah’ kepada Allah dalam dimensinya yang luas yang tercermin dalam perjalanan tarbiyah atau pendidikan dalam kehidupan keluarga.

Dalam konteks ini, keluarga ‘tarbiyah’ harus punya perhatian yang serius tentang program penjagaan dan perawatan diri dan seluruh anggota keluarga dari jilatan api neraka.

Inilah program inti dan unggulan dari sebuah rumah tangga yang dibangun di atas dasar iman. Karena hanya keluarga yang beriman yang memiliki kepedulian tentang aspek ini seperti yang difahami dari mafhum khitab ayat:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan“. (At-Tahrim: 6).

Ibnu Mas’ud ra memahami ayat yang diawali dengan khitab khusus untuk orang yang beriman sebagai sebuah ujian akan komitmennya dengan segenap perintah dan larangan Allah swt. Beliau merumuskan satu kaidah yang bijak tentang ayat yang diawali dengan seruan ‘Hai orang-orang yang beriman’:

“Jika kalian membaca atau mendengar ayat Al-Qur’an yang diawali dengan ungkapan ‘Hai orang-orang yang beriman’ maka perhatikanlah betul-betul pesan Allah setelahnya. Karena tidak ada kalimat setelahnya melainkan sebuah kebaikan yang diperintahkan untuk kita melakukannya maupun sebuah keburukan yang Allah cegah kita darinya”.

Ayat ini jelas memerintahkan agar objek kepedulian itu diarahkan secara prioritas tentang keberagamaan dan tarbiyah dalam keluarga, tentang program yang mendekatkan mereka ke dalam syurga dan menjauhkannya dari neraka. Inilah keluarga ideal dan sukses pada kacamata surah At-Tahrim yang menurut Sayyid Quthb sarat dengan penjelasan tentang keadaan keluarga Rasulullah saw. sebagai teladan keluarga sepanjang zaman.

Demikianlah program unggulan keluarga Ya’qub as. seperti yang difahami dari pesan beliau kepada seluruh anak-anaknya: “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya“. (Al-Baqarah: 133).

Juga perhatian Ibrahim terhadap keluarganya seperti yang tersebut dalam salah satu doanya yang diabadikan oleh Allah dalam firmanNya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku“. (Ibrahim: 40).

Jelas nabi Ibrahim dan nabi Ya’qub sangat faham bahwa kebaikan individu dalam keluarga sangat ditentukan oleh peran seluruh anggotanya. Demikian juga anggota keluarga turut memberi pengaruh pada keburukan dan kesalahan yang dilakukan oleh salah seorang individu dari mereka.

Keteladanan Muhammad dalam hal ini jelas turut disuport dan didukung oleh keteladanan seluruh anggota keluarganya; dari istri-istrinya, mertua dan menantunya serta anak dan cucunya, bahkan sahabat yang menyertai kehidupan beliau, sehingga beliau layak tampil sebagai uswah hasanah (teladan yang paripurna) yang diabadikan oleh Al-Qur’an dalam seluruh dimensi kehidupan tanpa cacat dan cela sedikitpun, “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah teladan yang paripurna bagi kamu sekalian“. (Al-Ahzab: 21)

Secara redaksional, ungkapan ‘peliharalah dirimu dan keluargamu’ mengindikasikan satu bentuk pencegahan sebelum terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, seperti terumus dalam pepatah ‘Al-Wiqayatu Khairun Minal ‘Ilaj’ : ‘Mencegah itu jelas jauh lebih baik daripada mengobati’. Tarbiyah itulah bentuk ‘wiqayah’ yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyelewengan perilaku anggota keluarga. Pencegahan juga harus diawali dari orang tua yang menjadi cermin keluarga ‘peliharalah dirimu’, yang kemudian akan berlanjut pada pembinaan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab mereka.

Sungguh kita masih punya banyak waktu dan kesempatan di dalam rumah tangga kita untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pembinaan. Hanya dengan prinsip-prinsip tarbiyah Islamiyah itulah kita mampu membangun sebuah peradaban luhur dalam sebuah bangunan rumah tangga yang diidam-idamkan sebagai institusi terkecil yang akan turut mewarnai dan memberi pengaruh pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam skala yang lebih besar.

Mudah-mudahan setiap kita akan lebih menfokuskan diri pada pembinaan anggota keluarga secara lebih prioritas yang akan berdampak pada pembinaan masyarat dan umat nantinya.

Amin. Allahu a’lam

Tundukan Pandanganmu


oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 18 April 2011 jam 5:21
 
Di penghujung zaman yang semakin sepi ini, perangkap-perangkap setan kian canggih dan modern.
Ujian dan godaan para pengikut shirothol mustaqiim kian mengepung. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Harta, tahta dan wanita adalah godaan yang mengggiurkan itu. Mungkin banyak diantara orang-orang sholeh atau para penggerak dakwah tidak bergeming dengan jebakan harta dan kekuasaan akan tetapi bisa jadi mereka tidak tahan dan akhirnya tergelincir dengan provokasi keindahan wanita atau pun sebaliknya. Maka bersyukurlah kaum Adam yang bisa lolos dari tiga jenis godaan yang mematikan ini.

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk memandangi lawan jenis yang bukan muhrimnya hingga menimbulkan syahwat.

Secara naluri, fitrah manusia memang menyukai keindahan dan memandanginya dengan penuh takjub. Tetapi disinilah peluang fitnahnya. Seperti dalam kisah keindahan rupa Nabi Yusuf as. Yang mampu menghipnotis para wanita istana kala itu. Karena tak tahan, Zulaiha sang permaisuri kerajaan membuat konspirasi untuk menjebak Nabi Yusuf agar mau berzina. Satu sisi, ketampanan dan kecantikan rupa adalah anugerah yang harus di syukuri, tapi di sisi lain bisa menjadi pintu syaitan untuk mengelabui manusia supaya terjerumus ke kubang kemaksiatan.

Menurut informasi jumlah populasi wanita di dunia ini lebih banyak di banding dengan pria. Konon kabarnya 10:1. Artinya 1 pria diperebutkan 10 wanita. Fenomena ini tentunya, mau tidak mau menimbulkan polemik. Senada dengan itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Engkau akan melihat seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita, yang tak lain hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya jumlah wanita”. (HR. Bukhari).

Banyaknya jumlah populasi wanita dan dibarengi tingkah-polahnya yang mengundang mata kaum pria untuk melotot. Hal inilah yang menjadikan kaum laki-laki harus juang ekstra keras, melawan hawa nafsu dan bisikan setan yang berseliweran. Apalagi seperti di Kota Jakarta ini masih banyak sekali wanita yang tidak menutup aurat.

Seperti yang dirasakan pemuda tetangga saya, setiap kali melangkahkan kaki ke luar rumah, di dalam angkutan umum, di bis kota, di pinggiran jalan dan di tempat umum lainnya secara sengaja atau tidak sengaja (terpaksa) melihat aurat wanita. Para wanita ini tanpa merasa bersalah bergentayangan di tempat umum dengan model pakaian serba mini. “Apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” keluhnya kepadaku.

Saya juga pernah mengalami keresahan sang pemuda tetangga saya itu, jika saya berjalan di tempat umum, sudut pandang mata saya selalu menemukan para ’mahluk lembut’ dengan model pakaian serba mini dan super ketat. Sedang saya tidak mungkin berjalan dengan terus menerus menundukkan kepala saya. Beruntung, saya mempunyai istri tangguh, yang selalu memberikan warning jika temanya berhubungan dengan mahluk yang bernama wanita. Yang tak bosan memberikan nasehat agar saya tidak tergelincir dalam perangkap setan. “Jangan jadi laki-laki genit, ghodul bashar lah suamiku,“ kata sang istri mengingatkan.

Memang benar, rekayasa setan itu bisa datang dari mana saja. Apalagi di zaman yang penuh fitn
ah ini dimana para wanita dengan berani dan bebas mengumbar auratnya di tempat umum, dan ikhtilat dengan lawan jenis pun tak bisa terhindarkan. Bahkan di dunia maya interaksi yang berlebihan dengan lawan jenis dalam situs jejaring sosial bisa menimbulkan fitnah dan sudah memakan korban, rusaknya hubungan rumah tangga karena sang istri atau suami berselingkuh dengan teman lawan jenisnya itu situs jejaring itu.

Dari sinilah keimanan kita di uji. Mampukah kita melawan tiga jenis godaan itu?. Khusus untuk ujian dan godaan jenis wanita, saya akan selalu ingat-ingat pesan istri, “Tundukkanlah pandanganmu wahai suamiku.

Wallahu A'lam

Aku Mencintaimu Karena Pribadimu

oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 09 Mei 2011 jam 16:52
Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.
Islam sebagai syariat yang sempurna,memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

Karena akidahnya yang Shahih.
Keluarga adalah salah satu benteng akidah.  keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

Karena paham agama dan mengamalkannya. 
 Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

Dari keturunan yang baik. Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

Masih gadis. Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh (Ibnu Majah dan Baihaqi.)

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.

Sehat jasmani dan penyayang. Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

Berakhlak muliaAbu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

Lemah-lembut. Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

Menyejukkan pandangan. Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban. Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa. Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya. Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

Pandai bersyukur kepada suami. Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat. Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih