Senin, 30 Mei 2011

Tundukan Pandanganmu


oleh Pencinta Jilbab Muslimah pada 18 April 2011 jam 5:21
 
Di penghujung zaman yang semakin sepi ini, perangkap-perangkap setan kian canggih dan modern.
Ujian dan godaan para pengikut shirothol mustaqiim kian mengepung. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Harta, tahta dan wanita adalah godaan yang mengggiurkan itu. Mungkin banyak diantara orang-orang sholeh atau para penggerak dakwah tidak bergeming dengan jebakan harta dan kekuasaan akan tetapi bisa jadi mereka tidak tahan dan akhirnya tergelincir dengan provokasi keindahan wanita atau pun sebaliknya. Maka bersyukurlah kaum Adam yang bisa lolos dari tiga jenis godaan yang mematikan ini.

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk memandangi lawan jenis yang bukan muhrimnya hingga menimbulkan syahwat.

Secara naluri, fitrah manusia memang menyukai keindahan dan memandanginya dengan penuh takjub. Tetapi disinilah peluang fitnahnya. Seperti dalam kisah keindahan rupa Nabi Yusuf as. Yang mampu menghipnotis para wanita istana kala itu. Karena tak tahan, Zulaiha sang permaisuri kerajaan membuat konspirasi untuk menjebak Nabi Yusuf agar mau berzina. Satu sisi, ketampanan dan kecantikan rupa adalah anugerah yang harus di syukuri, tapi di sisi lain bisa menjadi pintu syaitan untuk mengelabui manusia supaya terjerumus ke kubang kemaksiatan.

Menurut informasi jumlah populasi wanita di dunia ini lebih banyak di banding dengan pria. Konon kabarnya 10:1. Artinya 1 pria diperebutkan 10 wanita. Fenomena ini tentunya, mau tidak mau menimbulkan polemik. Senada dengan itu, Rasulullah Saw. bersabda, “Engkau akan melihat seorang laki-laki diikuti oleh empat puluh wanita, yang tak lain hal ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah laki-laki dan banyaknya jumlah wanita”. (HR. Bukhari).

Banyaknya jumlah populasi wanita dan dibarengi tingkah-polahnya yang mengundang mata kaum pria untuk melotot. Hal inilah yang menjadikan kaum laki-laki harus juang ekstra keras, melawan hawa nafsu dan bisikan setan yang berseliweran. Apalagi seperti di Kota Jakarta ini masih banyak sekali wanita yang tidak menutup aurat.

Seperti yang dirasakan pemuda tetangga saya, setiap kali melangkahkan kaki ke luar rumah, di dalam angkutan umum, di bis kota, di pinggiran jalan dan di tempat umum lainnya secara sengaja atau tidak sengaja (terpaksa) melihat aurat wanita. Para wanita ini tanpa merasa bersalah bergentayangan di tempat umum dengan model pakaian serba mini. “Apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” keluhnya kepadaku.

Saya juga pernah mengalami keresahan sang pemuda tetangga saya itu, jika saya berjalan di tempat umum, sudut pandang mata saya selalu menemukan para ’mahluk lembut’ dengan model pakaian serba mini dan super ketat. Sedang saya tidak mungkin berjalan dengan terus menerus menundukkan kepala saya. Beruntung, saya mempunyai istri tangguh, yang selalu memberikan warning jika temanya berhubungan dengan mahluk yang bernama wanita. Yang tak bosan memberikan nasehat agar saya tidak tergelincir dalam perangkap setan. “Jangan jadi laki-laki genit, ghodul bashar lah suamiku,“ kata sang istri mengingatkan.

Memang benar, rekayasa setan itu bisa datang dari mana saja. Apalagi di zaman yang penuh fitn
ah ini dimana para wanita dengan berani dan bebas mengumbar auratnya di tempat umum, dan ikhtilat dengan lawan jenis pun tak bisa terhindarkan. Bahkan di dunia maya interaksi yang berlebihan dengan lawan jenis dalam situs jejaring sosial bisa menimbulkan fitnah dan sudah memakan korban, rusaknya hubungan rumah tangga karena sang istri atau suami berselingkuh dengan teman lawan jenisnya itu situs jejaring itu.

Dari sinilah keimanan kita di uji. Mampukah kita melawan tiga jenis godaan itu?. Khusus untuk ujian dan godaan jenis wanita, saya akan selalu ingat-ingat pesan istri, “Tundukkanlah pandanganmu wahai suamiku.

Wallahu A'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar